Selasa, 11 Oktober 2011

RAJA YANG LALIM INGIN BERTEMU DENGAN NABI KHIDIR AS

Pada suatu malam seorang Raja bengis di Turkistan sedang mendengarkan kisah-kisah yang disampaikan oleh seorang sufi. Tiba-tiba sang Raja bertanya tentang Nabi Khidir AS.
“Khidir,” kata sufi itu, “Datang kalau diperlukan. Tangkaplah jubahnya kalau ia muncul, maka segala pengetahuan akan menjadi milik baginda.”
“Apakah itu bisa terjadi atas siapapun?”
“Ya, siapapun bisa” Kata sufi itu.
“Siapa pula lebih bisa dariku?” Pikir sang raja.



Sang Raja sangat ingin bertemu dengan Nabi Khidir AS, seperti yang diceritakan oleh sang sufi itu, ia ingin menangkap jubahnya agar memperoleh berbagai ilmu pengetahuan. Apa yang dilakukan oleh sang Raja? Ternyata ia kemudian mengedarkan pengumuman bunyinya demikian.

“Siapa yang bisa menghadirkan Khidir Yang Ghaib di hadapanku, akan kujadikan orang kaya.”
Kabar itu segera tersebar keseluruh pelosok negeri. Al-kisah, seorang lelaki miskin dan tua bernama Bakhtiar Baba mendengar pengumuman itu. Ia menyusun akal lalu berkata kepada isterinya.
“Aku punya rencana. Kita akan segera kaya, tetapi beberapa lama kemudian aku akan mati. Namun tak apalah, sebab kekayaan kita akan menghidupimu seterusnya.”
Kemudian Bakhtiar menghadap Raja, setelah memberi hormat ia berkata kepada sang Raja.
“Hamba dapat menghadirkan Khidir, tetapi ada syaratnya?”
“Apa syarat yang kau pinta?” Tanya sang Raja.
“Baginda harus memberi hamba seribu keping uang emas.” Sahut Bakhtiar Baba.
“Tunggu.” Kata sang Raja. “Berapa lama kau dapat mencari Khidir?”
“Hamba akan mencari Khidir dalam waktu empat puluh hari.”
“Kalau engkau bisa menemukan Khidir, kau akan mendapat sepuluh kali seribu keping uang emas ini. Kalau gagal kau akan mati dipancung di tempat ini sebagai peringatan kepada siapapun yang akan mencoba mempermainkan rajanya.” Kata sang Raja.

Bakhtiar Baba menerima syarat itu. Ia pulang dan memberikan uang itu kepada isterinya sebagai jaminan hari tuanya. Sisa hidupnya yang tinggal empat puluh hari itu dipergunakan untuk merenung, mempersiapkan diri memasuki kehidupan alam Barzah.

Pada hari ke empat puluh ia menghadap Raja.
“Yang mulia” Katanya, “Kerakusanmu telah menyebabkanmu berfikir bahwa uang akan bisa mendatangkan Khidir. Tetapi Khidir, kata orang tidak akan muncul oleh panggilan yang berdasarkan kerakusan.”
Sang Raja sangat marah. “Orang celaka, kau telah mengorbankan nyawamu. Siapa pula kau ini, berani-beraninya mencampuri keinginan seorang Raja?”
Dengan tenang Bakhtiar berkata, “Menurut dongeng, semua orang bisa bertemu dengan Khidir. Tetapi pertemuan itu hanya akan ada manfaatnya apabila maksud orang itu benar. Mereka bilang, Khidir akan menemui orang selama ia bisa memanfaatkan saat kunjungan itu. Itulah hal yang kita tidak menguasainya.”
“Cukup bualanmu itu!” Hardik sang Raja. “Sebab tidak akan memperpanjang hidupmu. Waktumu habis! Kau hanya tinggal menungguku untuk minta nasehat para menteriku tentang cara yang paling tepat guna menghukummu.”
Sang Raja menoleh pada Menteri Pertama dan berkata, “Bagaimana cara orang ini mati?”
Menteri Pertama menjawab, “Panggang dia hidup-hidup, sebagai peringatan.”
Menteri Kedua berkata, “Potong-potong tubuhnya.”
Menteri Ketiga berkata, “Sediakan kebutuhan hidup orang ini, agar ia tidak lagi menipu demi kelangsungan hidup keluarganya.”
Sementara pembicaraan itu berlangsung, seorang bijaksana yang sudah sangat tua memasuki ruangan itu. Segera orang mengajukan pendapat sesuai dengan prasangka yang tersembunyi dalam dirinya.
“Orang tua apa maksud kedatanganmu?” Tanya sang raja.
“Saya hanya ingin mengulas nasehat para menteri ini.” Kata orang tua itu.
“Apa maksudmu!” kata sang Raja.

“Maksudku, Menteri Pertama ini aslinya dulu tukang roti, jadi dia berbicara tentang panggang-memanggang. Menteri Kedua dulunya tukang daging, jadi dia berbicara tentang potong-memotong daging. Menteri Ketiga yang telah mempelajari Ilmu Kenegaraan, melihat sumber masalah yang kita bicarakan ini.”

“Catat dua hal ini. Pertama, Khidir muncul melayani setiap orang sesuai dengan kemampuan orang itu untuk memanfaatkan kedatangannya. Kedua, Bakhtiar, orang ini yang kuberi nama Baba karena pengorbanannya telah didesak oleh keputusasaan untuk melakukan tindakan tersebut. Keperluannya semakin mendesak sehingga akupun muncul didepanmu.”

Semua orang terkejut mendengar perkataan orang tua itu. Ketika orang-orang itu memperhatikannya dengan seksama, maka orang tua bijaksana itu telah lenyap begitu saja.
Raja sangat menyesal karena tidak sempat memanfaatkan saat pertemuan itu, karena orang itu tak lain adalah Nabi Khidir.
Sesuai dengan yang diperintahkan Nabi Khidir, Raja memberikan belanja teratur kepada Bakhtiar. Menteri Pertama dan Kedua dipecat dan seribu keping uang emas itu dikembalikan ke kas kerajaan oleh Bakhtiar dan isterinya.

RAHASIA CEPAT MENJADI MILYARDER BARU DARI INTERNET
MENGALIRKAN UANG KE REKENING BANK ANDA SECARA OTOMATIS
SEGERA KLIK DISINI
INFORMASI PENTING UNTUK PERUBAHAN HIDUP ANDA
MAU DAPAT UANG SETIAP HARI Rp.50.000 S/D Rp.500.000 SETIAP HARI
JIKA ANDA INGIN KIRIM SMS YANG BISA MENDAPATKAN UANG, MESKIPUN SMS YANG ANDA KIRIM ADALAH SMS GRATISAN DARI OPERATOR ANDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar